watchout!!!

watchout!!!
hospital in 1..2..

Kamis, 17 Februari 2011

tulisan majalah Cerah Bank Sumsel Babel

Obligasi/Bond (Tulisan Pertama)

Oleh : Deco Ronal Rapianto

Dealer Capital Market

Dealing Room Bank Sumsel Babel

Pendapatan bank bisa berasal dari berbagai sumber. Selain pendapatan bunga dari pemberian kredit, fee based income, penempatan pada mata uang asing dan rupiah di tempat lain juga bisa berasal dari pembelian obligasi. Dari pembelian obligasi selain bisa menghasilkan pendapatan bunga juga bisa menghasilkan capital gain (keuntungan dari selisih harga jual dikurang harga beli) bagi bank. Transaksi pembelian dan penjualan obligasi di Bank Sumsel Babel selama ini dikelola oleh Divisi Tresuri dan Internasional melalui Bagian Dealing Room di Jakarta.

Pengertian Obligasi

Secara harfiah obligasi berasal dari bahasa Inggris obligation yang berarti kewajiban. Bisa diartikan secara sederhana dari obligasi adalah kewajiban yang muncul setelah menerbitkan surat berharga. Kewajiban tersebut berupa pembayaran kupon obligasi, pengembalian pokok serta pemberian informasi yang transparan dari pihak penerbit obligasi. Dalam artian spesifik obligasi adalah hutang jangka panjang secara tertulis dalam kontrak yang dilakukan oleh pihak yang berhutang (penerbit) dan wajib membayar hutangnya disertai bunga kepada pemegang (pembeli) obligasi.

Tujuan penerbitan obligasi adalah penghimpunan dana untuk aktifitas obligor baik untuk tambahan modal kerja, pembayaran hutang maupun penambahan modal.

Dalam prakteknya, obligasi di Indonesia bisa dibagi dalam beberapa jenis :

Berdasarkan Suku Bunga :

1. Obligasi Suku Bunga Tetap (Fixed rate)

Obligasi ini memiliki besaran suku bunga yang tetap yang dibayar secara berkala sesuai masanya obligasi.

2. Obligasi Suku Bunga Mengambang (Floating Rate )

Obligasi ini memiliki besaran suku bunga mengambang yang besaran bunganya mengacu pada indeks pasar uang seperti JIBOR, SIBOR, LIBOR atau Euribor.

Berdasarkan aspek perpajakan dibagi menjadi :

1. Obligasi dengan Kupon (Interest Bearing Bond)

Obligasi yang atas bunganya dikenakan pajak penghasilan dengan tarif 20% dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period). Atas diskontonya dikenakan pajak penghasilan sebesar 20% dari selisih lebih nilai harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo diatas harga perolehan, tidak termasuk bunga berjalan (accrued interest).

2. Zero Coupon Bond

Obligasi yang tidak memberikan bunga namun harga obligasi sudah didiscount pada saat pembelian. Pajak penghasilannya dikenakan sebesar 20% dari selisih harga jual pada saat transaksi atau nilai nominal pada saat jatuh tempo obligasi diatas hrag perolehan obligasi.

Berdasarkan Penerbitnya:

1. Obligasi Pemerintah

Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah yang digunakan untuk kegiatan belanja negara, contoh Surat Utang Negara (SUN), Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Surat Perbendaharaan Negara (SPN), dan lain-lain.

2. Obligasi Korporasi

Yaitu obligasi yang diterbitkan oleh korporasi baik korporasi swasta maupun pemerintah. Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi tersebut dipergunakan untuk modal kerja, pembayaran hutang maupun penamabahan modal.

Berdasarkan Jangka Waktu

1. Obligasi dengan Jangka Waktu Pendek (Money Market)

Yaitu obligasi dengan jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) contohnya adalah Surat Pembendaharaan Negara (SPN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Medium Term Notes (MTN).

2. Obligasi dengan Jangka Waktu Menengah

Yaitu obligasi dengan jangka waktu lebih dari 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh) tahun, contoh SUN FR31, FR35, obligasi korporat dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dsb.

3. Obligasi dengan jangka waktu panjang

Yaitu obligasi dengan jangka waktu lebih dari 10 (sepuluh) tahun, contoh FR42, FR50 , FR52, dsb.

Resiko-Resiko Yang Terkandung Dalam Obligasi

1. Interest Rate Risk

Harga dari sebuah obligasi berbanding terbalik dengan perubahan tingkat bunga. Apabila tingkat bunga naik maka harga obligasi akan turun begitu juga sebaliknya. Apabila sebuah obligasi dijual sebelum jatuh tempo, peningkatan suku bunga akan mengakibatkan investor mengalami capital loss karena menjual dibawah harga beli. Resiko ini dikenal dengan interest rate risk atau market risk.

2. Reinvestment Risk

Resiko apabila obligasi tersebut dijual kemudian diinvestasikan kembali ke instrumen yang bisa lebih rendah harganya.

3. Call Risk

Sebagian perusahaan penerbit obligasi menetapkan untuk menarik atau membeli obligasinya pada tingkat harga tertentu. Ini yang mengakibatkan investor akan mengalami call risk dimana pada tanggal tertentu perusahaan penerbit obligasi akan menarik kembali obligasinya.

4. Default Risk

Default risk bisa disamakan dengan resiko gagal bayar. Gagal bayar berarti penerbit obligasi tidak mampu untuk membayar bunga pada sat pembayaran bunga atau pokok pada saat pembayaran pokok. Default risk berasal dari ketidakmampuan perusahaan penerbit obligasi dalam mengelola utangnya yang mengakibatkan perusahaan tidak mampu melunasi hutangnya baik bunga maupun pokok kepada investor.

5. Inflation Risk

Infltion risk ini sangat berperan terhadap interest rate risk. PeDengan meningkatnya inflasi maka harga obligasi akan turun. Sebagai contoh jika investor membeli obligasi dengan kupon 8% tetapi tingkat inflasi adalah 9% maka akan membuat harga obligasi yang dimiliki tersebut turun.

6. Exchange-Rate Risk

Resiko ini terjadi pada obligasi yang berdenominasi valuta asing. Nilai obligasi dalam mata uang lokal baru dapat diketahui ketika pembayaran kupon dan pokok terjadi.

7. Liquidity Risk

Yaitu kemudahan dari suatu obligasi untuk dicairkan. Apabila sulit dicairkan (dijual) maka dapat dikatakan memiliki liquidity risk yang tinggi.

8. Volatility Risk

Harga obligasi tergantung pada tingkat suku bunga dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut seperti kondisi perekonomian dalam negeri, perekonomian luar negeri, kerusuhan, ledakan bom dsb. Perubahan pada faktor-faktor tersebut berpengaruh pada harga obligasi. Risiko jenis ini disebut volatility risk.

Pembelian Obligasi

Dalam pelaksanaan transaksi pembelian obligasi di pasar dapat dilakukan dengan sebagai berikut :

1. Pembelian pasar Primary (perdana)

Pembelian dilakukan melalui tahapan lelang untuk obligasi negara dan public expose untuk obligasi korporat Untuk lelang obligasi pemerintah dan dilaksanakan melalui BI-SSSS dan public expose penawaran pembelian dilakukan melalui penjamin emisi melalui Formulir Pemesanan Pembelian Obligasi (FPPO) dan melalui Daftar Penawaran Pembelian Obligasi (DPPO).

2. Pembelian di pasar Secondary (sekunder)

Pembelian dilakukan melalui sekuritas, broker ataupun langsung dengan pihak counterparty. Sarana komunikasi transaksi bisa melalui telepon, RDMS maupun Bloomberg.

Jakarta, 12 April 2010

Tidak ada komentar: