watchout!!!

watchout!!!
hospital in 1..2..

Selasa, 30 November 2010

IHSG 1 des 2010

StockWatch (Jakarta) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi menguat ke level 3.600 pada perdagangan Rabu (1/12) ini. Demikian dikatakan oleh tim analis PT Samuel Sekuritas, Jakarta.
Saham-saham yang diperkirakan Samuel Sekuritas akan ramai ditransaksikan adalah Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA).
IHSG pada Selasa (30/11) ditutup turun 99,425 poin (2,738%) menjadi 3.531,211. Ini merupakan IHSG terendah sejak 8 Oktober 2010 di posisi 3.546,95. Saham sektor aneka industri dan pertambangan mengalami penurunan terbesar masing-masing 4,171% dan 3,718%. Sedangkan saham sektor properti ditutup naik 0,171%.
Saham-saham yang ditutup turun pada Selasa (30/11) adalah Astra International (ASII), Gudang Garam (GGRM), dan PTBA. Sedangkan saham Bank Danamon (BDMN) dan Harum Energy (HRUM) ditutup naik.
Transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing di BEI pada Selasa (30/11) mencapai Rp4,896 triliun, sedangkan transaksi beli asing sebesar Rp4,426 triliun, sehingga transaksi jual bersih mencapai Rp470,126 miliar. Adapun total volume perdagangan mencapai 9,827 miliar saham senilai Rp10,132 triliun. (yan)

IHSG 1 des 2010

StockWatch (Jakarta) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi menguat ke level 3.600 pada perdagangan Rabu (1/12) ini. Demikian dikatakan oleh tim analis PT Samuel Sekuritas, Jakarta.
Saham-saham yang diperkirakan Samuel Sekuritas akan ramai ditransaksikan adalah Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA).
IHSG pada Selasa (30/11) ditutup turun 99,425 poin (2,738%) menjadi 3.531,211. Ini merupakan IHSG terendah sejak 8 Oktober 2010 di posisi 3.546,95. Saham sektor aneka industri dan pertambangan mengalami penurunan terbesar masing-masing 4,171% dan 3,718%. Sedangkan saham sektor properti ditutup naik 0,171%.
Saham-saham yang ditutup turun pada Selasa (30/11) adalah Astra International (ASII), Gudang Garam (GGRM), dan PTBA. Sedangkan saham Bank Danamon (BDMN) dan Harum Energy (HRUM) ditutup naik.
Transaksi jual yang dilakukan oleh investor asing di BEI pada Selasa (30/11) mencapai Rp4,896 triliun, sedangkan transaksi beli asing sebesar Rp4,426 triliun, sehingga transaksi jual bersih mencapai Rp470,126 miliar. Adapun total volume perdagangan mencapai 9,827 miliar saham senilai Rp10,132 triliun. (yan)

IHSG sesi 1 01 Des 2010

StockWatch (Jakarta) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi pertama, Rabu (1/12) ditutup naik 42,117 poin (1,193%) menjadi 3.573,328. Saham sektor perbankan mengalami kenatikan tertinggi 2,11%. Sedangkan saham sektor industri dasar dan konsumsi ditutup turun masing-masing 0,69% dan 0,615%.
Indeks LQ-45 ditutup naik 8,598 poin (1,347%) menjadi 646,674. Jakarta Islamic Index (JII) naik 3,144 poin (0,618%) menjadi 511,926. Kompas-100 naik 10,700 poin (1,305%) menjadi 830,782, dan Bisnis-27 naik 4,195 poin (1,347%) ke 315,652. Berdasarkan data StockWatch, pada perdagangan sesi I Rabu ini tercatat harga saham 120 emiten ditutup naik. Sedangkan harga saham stagnan dan turun masing-masing sebanyak 81 dan 83 emiten. Volume transaksi selama sesi pertama Rabu ini mencapai 4,086 miliar saham senilai Rp4,952 triliun dengan frekuensi perdagangan 80.828 kali transaksi. Harga saham Bukit Asam Tbk (PTBA), misalnya, ditutup naik Rp1.150 (6,15%) ke Rp19.850, Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp800 (1,97%) ke Rp41.500, Astra International Tbk (ASII) naik Rp450 (0,87%) ke Rp52.350, Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik Rp350 (8,64%0 ke Rp4.400, dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik Rp200 (1,9%) menjadi Rp10.700.
Sedangkan harga saham Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) ditutup turun Rp2.300 (4,69%) ke Rp46.750, Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) turun Rp450 (2,7%) ke Rp16.150, Bank Danamon Tbk (BDMN) turun Rp300 (4,62%0 ke Rp6.200, Indosat Tbk (ISAT) turun Rp250 (4,63%0 ke Rp5.150, dan Medco Energi International Tbk (MEDC) turun Rp100 (2,99%) ke Rp3.250. (yan)

IHSG 1 Des 2010

Tips Trading Saham Anggun Trader, Rabu 1 Desember 2010:

Salam winner,
IHSG ditutup pada level 3531.211, turun 99.425 points (-2.74%), dengan value transaksi sebesar 10.1 Trilyun, dana Asing net sell sebesar 470.1 Milyard.

Dow : 11,005.87 -46.62 -0.42%
Nasdaq : 2,498.23 -26.99 -1.07%
Nikel : 22790(bid)/ 22890(offer), naik +415
Timah : 24420(bid)/ 24520(offer), naik +570
CPO : RM3415 ?34 ?1.01% US $1078

Berikut Tabel Market Detailnya:
1market Hari ini : Data Inflasi akan menentukan nasib sektor banking.
Sektor yang naik/turun:
1sektor Hari ini : Data Inflasi akan menentukan nasib sektor banking.
40 Saham top value yang naik/turun:
1top Hari ini : Data Inflasi akan menentukan nasib sektor banking.
Saham yang Asing Net Buy:
1buyyyyyy Hari ini : Data Inflasi akan menentukan nasib sektor banking.
Saham yang Asing Net Sell:
1sell Hari ini : Data Inflasi akan menentukan nasib sektor banking.
Berikut tabel entry, stop dan target harga (Disclaimer ON) :
Cara pilihan saham pada kolom tsb prioritas adalah yang diberi warna hijau, terus biru tua, biru muda, baru warna putih.
Vchg : % perbandingan Volume change terhadap volume kemarin
Chg : % Perubahan harga dibandingkan sehari sebelumnya.
W/B : White and Black. Ini menghitung body candle. Bila -4 artinya 4 hari berturut-turut candlenya hitam (Close lebih rendah daripada Open).
G/R : Green / Red. Bila positif artinya Close hari ini lebih tinggi dibanding close sebelumnya.
tabel%2Bentry 30 11 2010 Hari ini : Data Inflasi akan menentukan nasib sektor banking.Link : http://www.angguntraders.com/

Teknikal vs fundamental

Selamat siang…

Seseorang yang menggunakan analisis teknikal untuk memprediksi pergerakan harga saham, percaya bahwa harga adalah pertarungan antara pembeli dan penjual. Harga hanya bisa bergerak naik apabila terdapat pembeli yang masuk untuk melakukan pembelian. Jika tidak ada pembeli, harga akan bergerak turun dengan sendirinya. Harga akan bergerak turun semakin tajam jika terdapat penjual yang memasuki arena. Harga hanya bergerak naik jika terdapat pembeli yang masuk ke bursa.

Nah.. sekarang, sebuah support adalah suatu level atau kisaran harga dimana pembeli memiliki probabilitas yang lebih besar untuk muncul. Pembeli muncul, harga kemudian rebound. Itulah yang terjadi ketika harga mencapai suatu support level. Suport ini adalah suatu level harga dimana pembeli muncul, dan melakukan aksi beli, sehingga harga kembali bergerak naik (rebound).

Dalam analisis fundamental, tidak dikenal apa yang namanya support. Analisis fundamental lebih mengedepankan valuasi, dibandingkan dengan pergerakan harga. Akan tetapi, ada sedikit fakta yang kita tidak boleh lupakan:

  • Analis fundamental berasumsi bahwa seiring berjalannya waktu, harga saham akan bergerak menuju valuasi fundamentalnya. Selain itu…
  • Rekomendasi ‘BELI’ (selanjutnya saya tulis sebagai BELI) diberikan apabila harga memiliki potensi kenaikan sebesar 10% atau lebih. Atau dengan kata lain, jika sebuah saham ternyata memiliki valuasi sebesar 10% (atau lebih) dibandingkan dengan harga terakhir, maka seorang analis fundamental bisa saja memberikan rekomendasi BELI pada saham tersebut.

Sekarang… kedua fakta tersebut saya ‘aduk’ atau saya ‘sajikan ulang’ sebagai berikut:

  • Jika terdapat saham dengan fundamental yang bagus, turun sekitar 10% (atau lebih) dari valuasi fundamentalnya. Apakah analis fundamental kemudian tidak memberikan rekomendasi BELI?

Disinilah sebenarnya asal mula dari munculnya level suport fundamental ini. Ketika suatu saham dengan fundamental yang bagus mulai bergerak turun, maka pembeli fundamental akan mulai bergerak masuk (melakukan posisi beli) ketika harga sudah turun sekitar 10% – 15% dari valuasinya. Atau, pembeli fundamental ini bisa saja muncul ketika harga sudah mulai turun pada kelipatan 5% (5%, 10%, 15%, 20% dst) dari valuasi. Munculnya pembeli inilah yang kemudian membuat harga bergerak flat, atau bahkan mulai rebound terbatas setelah mencapai level-level harga tertentu.

Tabel berikut ini adalah posisi terakhir dari peta rekomendasi analis atas saham-saham blue chips. Saham-saham tersebut diurutkan berdasarkan Rating (jumlah analis yang memberikan rekomendasi BELI jika dibandingkan dengan seluruh analis yang menganalisis saham tersebut).

Sebagai contoh, kita sekarang coba bandingkan antara PGAS dan ISAT, dua buah saham yang sama-sama dianalisis oleh 20 orang analis fundamental. Jika harga kemudian sama-sama bergerak turun sebesar 20% dari rata-rata valuasinya (PGAS ke Rp 3925 – Rp 3950, dan ISAT ke 4800). Manakah yang lebih dulu mengalami rebound: apakah PGAS yang memiliki 17 dari 20 orang analis yang memiliki rekomendasi BELI, ataukah ISAT yang hanya direkomendasikan BELI hanya oleh 7 orang analis?

Tentu saja, posisi ini bukannya tanpa resiko. Resiko pertama adalah tidak adanya jaminan bahwa kisaran tersebut adalah merupakan akhir atau bottom dari trend turun yang tengah terjadi. Selain itu juga sebuah koreksi jangka menengah(yang berlangsung 2 – 3 bulan), penurunan yang terjadi bisa saja berlangsung lebih dari sekedar 20% atau bahkan 30%. Resiko berikutnya adalah: analis fundamental cenderung lebih sulit untuk mengubah pendapatnya dibandingkan dengan seorang analis teknikal. Sebagai contoh: Sebelum mulai turun harganya pada tahun 2008 lalu, ketika harga masih diatas Rp 8.000, BUMI adalah saham yang menjadi ‘idola’ dari para analis fundamental yang menganalisis saham ini. Seingat saya, dari sekitar 20 – 25 orang analis fundamental yang menganalisis saham ini, seluruhnya memberikan rekomendasi yang positif (bisa BELI, OUTPERFORM atau rekomendasi yang sejenisnya). Ketika harga mulai turun dibawah Rp 5000, baru satu analis yang memberikan rekomendasi HOLD. Dan ketika harga mulai masuk dibawah harga Rp 1000 di bulan Desember, baru sekitar 2 – 3 orang yang memberikan rekomendasi yang negatif (HOLD atau JUAL). Jadi, kalau setelah harga turun 10% – 15%, anda melihat analis fundamental terus memberikan rekomendasi BELI, tapi harga kemudian terus menerus bergerak turun, maka anda juga tidak perlu terlalu heran. Analis fundamental yang hanya bereaksi terhadap kondisi fundamental terakhir dari emiten, sering kali terlambat dalam bereaksi terhadap faktor-faktor psikologis yang terjadi pada pasar.

Suatu kisaran atau level support adalah tempat dimana pembeli memiliki probabilitas yang lebih besar untuk muncul, apapun alasannya. Faktor fundamental juga bisa menjadi alasannya. Suport Fundamental adalah kisaran atau level harga dimana pembeli yang berbasis pada analis fundamental memiliki peluang yang tinggi untuk kembali masuk ke pasar untuk melakukan posisi BELI

So… Sejauh ini sih, trend IHSG masih cenderung flat. Trend IHSG baru berubah menjadi trend turun jika support di kisaran 3630 – 3650 gagal menaham trend turun IHSG. Berbagai insiden yang terjadi di semenjung Korea, sepertinya telah membuat risk averter keluar dari market (melakukan posisi jual). Tekanan jual yang terjadi pada hari Jumat kemarin, terlihat berhasil dalam membawa saham-saham big caps (TLKM, ASII, BBRI, BMRI, dan BBCA) ditutup dibawah suportnya. Ini membuat harga dari saham-saham terlihat telah ‘siap untuk turun’ jika kondisi terburuk terjadi di semenanjung Korea. Belum tentu turun juga sih… karena bisa saja hari ini kita rebound setelah pada hari Minggu kemarin ternyata tidak terjadi apa-apa di semenanjung Korea. Akan tetapi, saya hanya sekedar ingin mengingatkan: Dengan trend jangka panjang IHSG yang masih berada dalam trend naik (saya masih tetap percaya IHSG bisa mencapai 5000 dalam 1 – 2 tahun kedepan), jika harga saham bergerak turun, maka akan menjadi kesempatan kita untuk melakukan akumulasi pada harga yang lebih murah.

Happy trading… semoga untung!!!

Satrio Utomo

link : http://satrio.blog.kontan.co.id/2010/11/29/suport-fundamental/

Peringkat Surat Utang

Jakarta, 1 Desember 2010

PERINGKAT SURAT UTANG
Moody's kemungkinan naikan peringkat surat utang Indonesia


SINGAPURA. Ini kabar baik bagi pemerintah. Pasalnya Moody's Investor Service sedang meninjau ulang peringkat surat utang luar negeri.

Dalam siaran persnya, Moody's kemungkinan menaikkan peringkat surat utang luar negeri. Sebelumnya, Moody's telah menetapkan peringkat surat utang Indonesia di level Ba2, dua level dibawah peringkat Investment Grade.

"Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlangsung seiring dengan manajemen pengeluaran dan fundamental inflasi yang baik," kata analis Moody's Aninda Mitra, Rabu (1/12).

Peninjauan ulang peringkat surat utang ini karena kondisi fundamental Indonesia. Aninda mengatakan, kebijakan cadangan devisa Bank Indonesia dan pengurangan utang luar negeri telah mengurangi risiko persepsi dan mendorong investasi langsung dan dana jangka panjang.

Seperti diketahui, posisi cadangan devisa saat ini sebesar US$ 93 miliar. Selain itu, pemerintah bertekad menggenjot investasi dari luar negeri dengan pembangunan proyek-proyek infrastruktur.

link : http://nasional.kontan.co.id/v2/read/nasional/53583/Moodys-kemungkinan-naikan-peringkat-surat-utang-Indonesia